Rabu, 13 Juni 2018

Surat untuk "Aku"

Untuk aku di masa depan.
Apa kabar masa depan, sudah beberapa kali aku mengirim pesan untukmu, mungkin kamu merasa aneh, aku ini siapa? Salam kenal dariku, masa kini. Jelmaan masa lalumu. Beginilah aku, hasil metamorfosis dari yang kamu lakukan, pikirkan, rasakan pada hari kemarin, kemarinnya lagi, kemarin-kemarinnya lagi, kemarin-kemarin-kemarinnya lagi, entah sudah berapa kemarin yang kamu lalui dulu. Masa depan, aku tidak tahu sejauh apa jarak kita, jarak antara aku (masa kini) dan kamu (masa depan). Aku tidak tahu kapan aku akan menjadi kamu. Kenapa kamu disebut dengan masa depan? Apakah esok hari sudah bisa ku katakan masa depan? Masa depan, sungguh aku tidak tahu seperti apa rupamu. Aku tidak tahu ada di manakah posisimu. Aku tidak tahu bagaimana kondisimu. Aku tidak bisa membayangkan kamu. Beberapa di antaraku menganalogikan kamu seperti halnya kanvas putih; bersih. Masa depan, kau tahu? Orang-orang begitu ramai membicarakanmu. Menyiapkan segalanya untukmu. Ya, untukmu.. agar kehidupanmu bisa lebih baik daripada aku.(*) Kau tau kenapa aku memberikan tanda bintang di akhir kalimat sebelum ini? Itu catatanku tentang aku dan kamu, artinya.. Syarat dan Ketentuan berlaku. Masa depan, seperti apa kamu kelak, (katanya) bisa kita liat dari aku (masa kini). Kau tahu caranya? Benar! Dengan bercermin terhadap apa yang aku lakukan pada hari ini. Sekarang. Saat ini juga. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh dengan siapa aku bergaul. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh mimpi apa yang aku cita-citakan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh kebiasaan apa yang aku lakukan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh buku apa yang aku baca. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh seberapa dekat diriku dengan Penentu nasibku dan nasibmu; Allah SWT. Aku setuju. Bagaimana menurutmu?
 👣  #jelajahnisa #pinus

Location Photo : Hutan Pinus Asri Mangunan, Bantul, Yogyakarta

Photograph : Erlangga A.P (my Best Friend)

Minggu, 03 Juni 2018

kau yang tertulis di lauhul mahfudz

Teruntukmu yang tak dapat kupandangi dan tak dapat aku sentuh, percayalah bahwa aku selalu mendoakanmu sekalipun aku tak pernah mengenalimu. Aku tidak pernah lupa memohon agar Tuhan selalu memudahkan urusanmu. Memberimu kekuatan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang menjadi kesulita-kesulitanmu. Ke pada Tuhan, aku selalu berdoa agar aku selalu diberikan kekuatan untuk tetap nyaman sendiri sampai saatnya tiba dimana kamu akan datang menempati posisimu yang sesungguhnya. Tidak hentinya aku berdoa agar aku hanya dibuat hanya jatuh cinta padamu saja. Wahai seseorang yang telah tertulis di lauhul mahfudz, imamku dan ayah dari anak-anakku, engkau yang akan bersamaku dalam perjalanan nanti aku yakin jika hari ini jauh di sana kamu sedang sibuk memantaskan dirimu dengan sesungguhnya. Aku yakin engkau selalu melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain dan untuk hidupmu sendiri.
Aku percaya di manapun kamu berada kau sedang memantaskan diri, mempersiapkan dirimu untuk menjadi seorang pemimpin untuk keluarga kita kelak, dan untuk menjadi tempat bagi seseorang yang membutuhkan bantuanmu. Di sini tanpa kamu ketahui aku terus berusaha memperbaiki diriku sendiri, menjaga hati, menjaga pandangan dan perbuatan agar kelak saat kita dipersatukan hati ini seutuhnya hanya menyukaimu dan belum pernah menyukai atau bahkan tidak pernah menyukai sesorang yang selain dirimu.Kerana kau tahu? Kelak meskipun kau Imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak, akupun memantaskan pengetahuanku bukan tentang akhiran saja namun juga duniawi. Agar anak-anak kita tidak hanya tahu tentang agama saja namun juga tau tentang pengetahuan duniawi.

Dariku, teman hidupmu menuju surga. In syaa Allah. 

(Annisa, 3 June 2018)

Jumat, 01 Juni 2018

Surat untuk mu calon imam ku

KAMU apa kabar ? Sehatkah kondisimu ?
Semoga selalu dikelilingi kebaikan dan semangat belajar ilmu-Nya ya.
Kali ini ada memberiku tugas untuk menulis surat untukmu. Surat ini ku pastikan tak akan berisi kegelisahanku menunggumu, karena ada yang lebih penting dari itu yaitu kamu harus mengenalku dan hal apa yang kupersiapkan.
Aku belum baik, makanya aku terus belajar untuk mempersiapkan.
Bagiku pertemuan denganmu adalah ketidakpastian. Bisa jadi kita bertemu di dunia, bisa pula kita bertemu di akhirat sana (semoga surga menjadi tempat tinggal kita selamanya). Aamiin allahumma aamiin.
Jika kita bertemu di dunia, ku harap kamu bisa menerima masa lalu juga impianku tentang masa depan. Aku ingin kamu juga paham bahwa menurutku masa lalu adalah lembaran berharga yang menjadikan ku sosok hari ini yang sudah bisa kamu terima. Aku punya masa lalu yang memang tidak menyenangkan untuk diingat.
Aku pernah bertemu orang yang salah. Definisiku tentang orang baik dan hubungan yang baik tidak lah tepat. Memang aku masih sangat membatasi diri bahkan untuk ukuran anak zaman sekarang soal definisi “pacaran” aku tidak masuk kriteria itu. Sejak dulu aku tidak suka berbincang lewat telepon, pergi bersama dan sebagainya. Tapi aku sadar tindakanku tetap saja tidak tepat. Maka akhirnya Allah menunjukkan sesuatu yang besar hingga hidupku akhirnya berubah. Dulu aku sempat terpuruk dan tidak memiliki semangat lagi. Tapi Allah Maha Baik membantuku bertemu dengan teman-teman yang membuatku bangkit dan kembali pada-Nya. Pelan-pelan aku mulai menyadari betapa Allah sangat menyayangiku, memberi kesempatan untukku berubah sepenuhnya tanpa khawatir berada di lingkaran keburukan. Dari sana aku benar-benar tak sedih lagi. Aku terbiasa menjalani semua sendirian. Menaruh harap pada Allah saja. Mengejar kembali setiap impian dan bertemu lebih banyak orang-orang baik Alhamdulillah..
Belum apa-apa suratku sudah banyak ya hehe.
Intinya apa yang aku punya hari ini adalah titik tolak dari kejadian tidak menyenangkan di masa lalu.
Kamu tahu ?
Aku menyukai buku, menulis, bercerita dan membuat hal baru.
Aku tidak suka hal monoton. Jika beberapa waktu aku merasa tidak produktif, tak lama reminder biasanya datang, aku kembali menulis target dan mengupayakan setiap target agar tercapai.
Sejauh ini yang kurasakan aku punya potensi dalam membuat suasana menyenangkan. Kata orang aku orang yang bersemangat, ceria dan mudah akrab dengan orang baru. Itu kata orang ya hehe, jangan-jangan saat kamu membaca ini kamu mengatakan bahwa aku ke-geer-an. Aku senang berbagi senyum dan membantu orang lain apapun yang bisa ku lakukan, bahkan hanya sekedar mendengarkan cerita tanpa memberi solusi.
Sekarang aku masih kuliah di semester akhir yang berarti in syaa Allah sebentar lagi aku menjadi perawat.
Sebelum lulus aku sudah merasakan banyak manfaat dari ilmu ini. Aku bisa menolong orang terdekat terutama keluarga dan menjadi relawan di bencana atau memeriksa kesehatan masyarakat.
Aku sangat menyenangi dunia ini dengan beragam kerumitan mempelajarinya hehe.
Dari potensi ini Allah seperti memberiku ruang untuk berbuat kebaikan lebih banyak. Kadang tetangga meminta tolong untuk aku membantunya sekedar mengecek kesehatan dasar.
Sebenarnya setelah menikah aku ingin menjadi istri dan ibu penuh waktu yang bekerja di ranah domestik. Menantimu biar menjadi waktuku untuk mencari pengalaman bekerja di ranah publik. Tapi semoga kamu mengizinkan untuk ku mendidik anak dan penuh waktu di rumah saja. Tapi kita lihat seperti apa Allah akan berkendak. Aku percaya itu pasti yang terbaik.
Walau menjadi ibu di ranah domestik, aku ingin memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Mimpiku ingin rumah yang kita tinggali menjadi ladang kebaikan. Menjadi tempat anak-anak mengaji, ibu-ibu belajar keterampilan dan sebagainya. Mimpiku adalah memiliki TK dan usaha di rumah.
Lalu apa potensi dan impianmu ?
Kita berjuang bersama ya. Mari saling mendo’akan.
Karena aku tak khawatir “siapa” dan “kapan” kita dipertemukan. Maka semoga kamupun begitu. Ayo fokus memperbaiki diri dan mempersiapkan.

Dariku, teman hidupmu menuju surga. In syaa Allah. 
(Annisa, Juni 2017)

untuk Bangtan Sonyeondan 💜

Untuk 방탄소년단 💜 Manusia yang aku temukan tanpa sengaja tahun 2015 lalu. Terimakasih sudah hadir dikehidupan masa mudaku, berbagi banyak hal. ...