Untuk aku di masa depan.
Apa kabar masa depan, sudah beberapa kali aku mengirim pesan untukmu, mungkin kamu merasa aneh, aku ini siapa? Salam kenal dariku, masa kini. Jelmaan masa lalumu. Beginilah aku, hasil metamorfosis dari yang kamu lakukan, pikirkan, rasakan pada hari kemarin, kemarinnya lagi, kemarin-kemarinnya lagi, kemarin-kemarin-kemarinnya lagi, entah sudah berapa kemarin yang kamu lalui dulu. Masa depan, aku tidak tahu sejauh apa jarak kita, jarak antara aku (masa kini) dan kamu (masa depan). Aku tidak tahu kapan aku akan menjadi kamu. Kenapa kamu disebut dengan masa depan? Apakah esok hari sudah bisa ku katakan masa depan? Masa depan, sungguh aku tidak tahu seperti apa rupamu. Aku tidak tahu ada di manakah posisimu. Aku tidak tahu bagaimana kondisimu. Aku tidak bisa membayangkan kamu. Beberapa di antaraku menganalogikan kamu seperti halnya kanvas putih; bersih. Masa depan, kau tahu? Orang-orang begitu ramai membicarakanmu. Menyiapkan segalanya untukmu. Ya, untukmu.. agar kehidupanmu bisa lebih baik daripada aku.(*) Kau tau kenapa aku memberikan tanda bintang di akhir kalimat sebelum ini? Itu catatanku tentang aku dan kamu, artinya.. Syarat dan Ketentuan berlaku. Masa depan, seperti apa kamu kelak, (katanya) bisa kita liat dari aku (masa kini). Kau tahu caranya? Benar! Dengan bercermin terhadap apa yang aku lakukan pada hari ini. Sekarang. Saat ini juga. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh dengan siapa aku bergaul. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh mimpi apa yang aku cita-citakan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh kebiasaan apa yang aku lakukan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh buku apa yang aku baca. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh seberapa dekat diriku dengan Penentu nasibku dan nasibmu; Allah SWT. Aku setuju. Bagaimana menurutmu?
👣 #jelajahnisa #pinus
Location Photo : Hutan Pinus Asri Mangunan, Bantul, Yogyakarta
Photograph : Erlangga A.P (my Best Friend)
Apa kabar masa depan, sudah beberapa kali aku mengirim pesan untukmu, mungkin kamu merasa aneh, aku ini siapa? Salam kenal dariku, masa kini. Jelmaan masa lalumu. Beginilah aku, hasil metamorfosis dari yang kamu lakukan, pikirkan, rasakan pada hari kemarin, kemarinnya lagi, kemarin-kemarinnya lagi, kemarin-kemarin-kemarinnya lagi, entah sudah berapa kemarin yang kamu lalui dulu. Masa depan, aku tidak tahu sejauh apa jarak kita, jarak antara aku (masa kini) dan kamu (masa depan). Aku tidak tahu kapan aku akan menjadi kamu. Kenapa kamu disebut dengan masa depan? Apakah esok hari sudah bisa ku katakan masa depan? Masa depan, sungguh aku tidak tahu seperti apa rupamu. Aku tidak tahu ada di manakah posisimu. Aku tidak tahu bagaimana kondisimu. Aku tidak bisa membayangkan kamu. Beberapa di antaraku menganalogikan kamu seperti halnya kanvas putih; bersih. Masa depan, kau tahu? Orang-orang begitu ramai membicarakanmu. Menyiapkan segalanya untukmu. Ya, untukmu.. agar kehidupanmu bisa lebih baik daripada aku.(*) Kau tau kenapa aku memberikan tanda bintang di akhir kalimat sebelum ini? Itu catatanku tentang aku dan kamu, artinya.. Syarat dan Ketentuan berlaku. Masa depan, seperti apa kamu kelak, (katanya) bisa kita liat dari aku (masa kini). Kau tahu caranya? Benar! Dengan bercermin terhadap apa yang aku lakukan pada hari ini. Sekarang. Saat ini juga. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh dengan siapa aku bergaul. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh mimpi apa yang aku cita-citakan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh kebiasaan apa yang aku lakukan. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh buku apa yang aku baca. Berubah tidaknya kamu sangat dipengaruhi oleh seberapa dekat diriku dengan Penentu nasibku dan nasibmu; Allah SWT. Aku setuju. Bagaimana menurutmu?
👣 #jelajahnisa #pinus
Location Photo : Hutan Pinus Asri Mangunan, Bantul, Yogyakarta
Photograph : Erlangga A.P (my Best Friend)