Ini tentang hidup, tentang kita sebagai ciptaannya yang sebenarnya hadir disini untuk semata-mata beribadah kepadaNya dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal diakhirat kelak.
Tetapi semua tidak semudah kelihatannya, banyak sekali yang menganggu kita untuk melalaikan perintahnya.
Dunia, satu kata yang sebenarnya juga adalah benda mati namun kecintaan terhadapnya mampu membuat siapapun menjadi lupa tujuan awal. Benda mati yang mampu membuat kita menjadi budaknya, untuk terus mengejar target duniawi dan perlahan meninggalkan apa yang sang Ar-Rahman perintahkan.
Seharusnya memang tidak seperti ini, berlebihan mencintai ciptaanya yaitu tempat kita berpijak ini. Karena semua yang sudah terjadi di dunia Allah ini sudah Allah atur skenarionya termasuk rezeki, jodoh dan maut. Apa lagi yang perlu kita khawatirkan. Masih pantaskah kita terlalu meletihkan diri mengejar apa yang sudah Allah jamin. Sedangkan sesungguhnya tugas kita disini bukan untuk itu.
Tujuan awal kita yang justru tidak ada jaminan sekali akan hasilnya malah dengan mudahnya kita meninggalkan.
Seringkali kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal namun jarang sekali kita mengusahakan untuk melakukan ibadah dengan hikmat dan sempurna. Sering juga kita terburu-buru dan takut terlambat untuk urusan duniawi tapi apakah pernah kita benar-benar terburu-buru dan takut terlambat ketika Allah memanggil kita untuk sholat. Pernah jua kita rela melakukan segala hal agar orang lain tidak marah kepada kita tapi apakah pernah kita berfikir bagaimana jika Allah marah kepada kita. Astagfirullah
Tidak ada alasan untuk melupakan perintahnya, jangan tertipu oleh memikatnya gemerlap dunia ini. Percaya lah apapun yang sudah ditakdirkan untuk menjadi milikmu sampai kapapnpun tidak akan menjadi milik orang lain dan sesuatu yang tidak ditakdirkan untukmu meskipun kamu kejar susah payah tetap tidak akan menjadi milikmu. Itulah rezeki dan semua ketetapan di dunia yang fana ini sudah Allah atur dengan sangat baik, tugas kita hanya beribadah kepadanya tidak untuk mecemaskan hal-hal yang sudah Allah janjikan.
Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini.
Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.
Semoga kita senantiasa selalu diberi petunjuk untuk tetap berada di jalan lurusNya Allah SWT, Aamiin Aamiin Aamiin.
~ @annisalavigne
📝 -sukrisusanti
-Muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar